Wisata Kota Sengkang, Kabupaten Wajo
Pariwisata Sebagai Suatu Sistem
“Obyek Wisata Danau Tempe dan Rumah
Adat 101 Tiang di Sengkang Kabupaten Wajo”
Zulkifli
Sistem Pariwisata menurut Jordan (dalam Leiper, 2004:48) adalah tatanan
komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling
berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Sedangkan
Bertalanffy (dalam Leiper, 2004:48) mendefinisikan sistem sebagai satu kesatuan elemen yang saling terkait satu sama
lain didalamnya dan dengan lingkungannya. Leiper (2004) mencoba menjelaskan sistem pariwisata secara menyeluruh (whole tourism system) dimulai dengan mendeskripsikan perjalanan
seorang wisatawan. Dari hasil analisisnya
ia mencatat 5 elemen sebagai subsistem dalam setiap sistem pariwisata
yang menyeluruh, yaitu:
1. Wisatawan (tourist) yang merupakan elemen manusia yaitu orang yang
melakukan perjalanan wisata
2. Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions), merupakan elemen geografi yaitu
tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri perjalanannya.
3. Jalur pengangkutan (transit route) merupakan elemen geografi tempat dimana
perjalanan wisata utama berlangsung.
4. Daerah tujuan wisata (tourist destination region) sebagai element geografi yaitu
tempat utama yang dikunjungi wisatawan .
5. Industri pariwisata (tourist industry) sebagai elemen organisasi, yaitu kumpulan
dari organisasi yang bergerak usaha
pariwisata, bekerjasama dalam pemasaran
pariwisata untuk menyediakan barang, jasa dan fasilitas pariwisata
Dalam melakukan aktivitas wisatanya,
terdapat 4 tujuan yang hendak dicapai/didapatkan oleh wisatawan :
• Something to see, adalah di daerah
tujuan wisata terdapat daya tarik khusus disamping atraksi wisata yang menjadi interestnya.
• Something to do, adalah bahwa selain
banyak yang dapat disaksikan, harus terdapat fasilitas rekreasi yang membuat
wisatawan betah tinggal di objek itu.
• Something to buy, adalah bahwa di tempat
wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja souvenir atau hasil kerajinan
untuk oleholeh.
• Something to know, adalah bahwa objek
wisata selain memberikan ketiga hal diatas, juga dapat memberi nilai edukasi
bagi wisatawan.
Danau Tempe adalah
salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan yang banyak di kunjungi wisatawan,
baik domestik maupun mancanegara. Danau yang luasnya 13.000 ha ini, jika
dilihat dari ketinggian, tampak bagaikan sebuah baskom raksasa. Danau ini juga
menjadi sumber penghidupan, karena mencari ikan, tidak hanya bagi masyarakat
Kabupaten Wajo, tapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dan Sidrap. Di
sepanjang tepi danau, tampak perkampungan nelayan bernuansa Bugis berjejer
mengahadap arah danau.
Kawasan Wisata Danau Tempe merupakan penghasil ikan air
tawar terbesar di dunia karena dasar danau ini menyimpan banyak sumber makanan
ikan, Selain itu, danau ini juga memiliki spesies ikan tawar yang tidak dapat
ditemui ditempat lain. Hal ini diperkirakan karena letak danau ini berada tepat
di atas lempengan Benua Australia dan Asia.
Di tengah-tengah danau, tampak ratusan rumah terapung milik
nelayan yang berjejer dengan dihiasi bendera yang berwarna-warni. Dari atas
rumah terapung itu, Anda dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di
satu posisi yang sama serta menyaksikan beragam satwa burung, bunga-bungaan,
dan rumput air yang terapung di atas permukaan air. Di malam hari, Anda dapat
menyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Objek Wisata Danau Tempe sambil
memancing ikan
(Interralated).
Pada waaktu tertentu, diadakan festival di danau atau juga
sering di sebut maccera tappareng (mencuci danau) yang ditandai dengan
pemotongan sapi yang dipimpin oleh ketua nelayan setempat. Dalam acar ini, Anda
dapat menyaksikan berbagai atraksi wisata yang sangat menarik, seperti lomba
perahu tradisional, perahu hias, permainan rakyat (misalnya, lomba layangan),
pemilihan ana'dara (gadis) dan kallolona (pemuda) Tanah Wajo, padendang
(menabuh lesung), pagelaran musik tradisional, tari bissu yang dimainkan oleh
para waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya. Pelaksanaan festival
ini dimaksudkan agar nuansa kekeluargaan dan persatuan antar sesama nelayan
tetap terjaga. Dengan menyaksikan festival ini, Anda dapat mengetahui
kebudayaan masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, khususnya Bugis Wajo.
Objek wisata andalan Kabupaten Wajo tidak hanya Danau Tempe
dengan keindahan penorama alamnya, terutama saat matahari terbit atau terbenam.
Wajo yang juga sering disebut dengan nama Bumi Lamadukelleng memiliki potensi
pariwisata andalan lain, seperti perkebunan murbei dan peternakan ulat sutra,
atau kawasan wisata AtakkaE.
Obyek Wisata
Rumah Adat 101 Tiang di sengkang dan Wisata Danau Tempe
Kawasan wisata budaya kompleks rumah adat Atakkae berada di
sebelah timur kota Sengkang dengan jarak tempuh sekitar tujuh kilometer.
Letaknya di Kelurahan AtakkaE, Kecamatan Tempe. Tidak sulit menjangkau kompleks
rumah adat yang berada di tepi Danau Lampulung itu. Kondisi jalanan menuju
AtakkaE juga terbilang mulus. Setelah memasuki kelurahan AtakkaE, pengunjung
bisa merasakan sejuknya daerah ini. Sepanjang jalan ditumbuhi pepohonan rimbun.
Pengunjung juga bisa mengenal lebih dekat adat dan budaya masyarakat Wajo.
Sebab, di kawasan ini berjejer 34 rumah adat tradisional. Di antara rumah adat
tersebut terdapat 14 rumah adat pencerminan 14 kecamatan yang ada di Wajo.
Selebihnya, rumah adat yang dibangun setiap instansi pemerintahan.
Di antara barisan rumah adat tradisional di kawasan budaya
AtakkaE, terdapat rumah adat berukuran lebih besar. Masyarakat lokal
menyebutnya rumah adat AtakkaE dan adapula yang menamakannya Bola SeratuE,
karena jumlah tiang penyangga bangunan rumah sebanyak 101 batang. Rumah adat
yang lebih besar ukurannya di antara rumah lainnya di kompleks AtakkaE ini
sebenarnya dijuluki Saoraja La Tenri Bali atau istana kerajaan. La Tenri Bali
merupakan salah satu arung matoa Wajo pertama yang bergelar Batara. Saoraja La
Tenri Bali memiliki pekarangan depan dan samping yang luas. Masyarakat biasa memanfaatkannya
sebagai sarana olahraga, seperti futsal dan badminton. Kegiatan perkemahan juga
sering dilakukan di sekitarnya. Kawasan wisata ini juga sering menjadi arena
balap motor. Selain lokasinya yang cukup jauh dari pusat keramaian, juga
memiliki lahan yang luas. Hanya saja, karena bermain dan beberapa tempat
bersantai tidak berfungsi lagi.
Objek wisata AttakaE yang memiliki daya Tarik tersendiri
dapat menjadi rangkaian objek wisata lainnya seperti Danau Tempe-AttakaeSitus
Tosora-Goa Nippon dan kawasan penenung sutera yang dapat disinergikan sebagai
multi objek yang berciri khas. Pada tulisan ini Danau Tempe dan AtaakaE sebagai
Key Objek wisata di Kabupaten Wajo yang dapat meningkatkan daya Tarik wisawan
baik domestik maupun manca negara. Namun hal ini perlu dukungan oleh berbagai
pihak utamanya pemerintah sebagai penentu kebijakan dan instrument pembangkit,
memotivasi masyarakat setempat dalam mendukung kepariwisataan.
Melihat kondisi sekarang, Kondisi danau tempe yang
memperihatikan, baik dari segi ekologi danau yang semakin hari semakin
mengalami pendangkalan karena tepi danau telah di eploitasi oleh pihak swasta,
membangun perumahan dan bangunan komersial lainya, hal ini makin memperparah
debit air danau tempe pada musim hujan sehingga di daerah tepi danau banjir
sepanjang musim hujan. Dengan melihat hal tersebut, danau tempe dapat
kehilangan keaslian sebagai danau tawar yang menyimpan sumber kekayaan di
dalamnya utamanya ikan tawar. Kurangnya perhatian pemerintah dapat merusak objek
pariwisata yang di andalkan di Kabupaten Wajo.
AttakaE sebagai kawasan Budaya Kabupaten Wajo memiliki
masalah dalam publikasi dan manajemen kepariwisataan. Kawasan AttakE masih belum muncul di
masyarakat luas tanpa terkecuali masyarakat Wajo sendiri. Dalam pengelolaan
objek wisata Attakae seharusnya dapat menjadi destinasi yang familiar buat
masyarakat Wajo sebagai tempat berkumpul di saat libur bersama keluarga, tak
perlu jauh-jauh lagi keluar daerah untuk mencari ketenangan/refresing. Hal ini
dapat tercapai jika AttakaE dapat di Publikasi secara memadai. Namun hal itu
belum maksimal jika tidak adanya pengelolaan secara prefentif oleh pemerintah
daerah dan masyarakat di sekitar Attakae. Begitupun dengan kawasan Wisata
lainnya yang tak jauh dari Attakae dan Danau Tempe yang mana dapat disinergikan
dalam jangka satu kunjungan sekaligus.
Adapun komponen-komponen (Component) Pariwisata belum memadai, Wisatawan masih belum ramai
baik lokal maupun manca negara, hal ini di karenakan pengelolaan yang tidak
baik, adanya Industri Pariwisata yang kurang maksimal dan tidak berintegrasi
baik akses dan ketidakjelasan tariff, tentunya wisatawan akan kebingungan dan
tidak dimudahkan dalam berwisata.
Selanjutnya item yang terpenting juga yakni Interrelated
atau adanya hubungan dengan yang lainnya, kurangnya fasilitas pendukung seperti
sistem transportasi yang saling berintergrasi antar wisata di Kabupaten Wajo.
Pariwisata adalah suatu sistem yang menggambarkan mekanisme
wisata menjadi lebih teratur dan terangkai untuk mencegah hal-hal yang
merugikan masyarakat, lingkungan dan wisatawan. Segala sesuatu yang
berhubungan/pendukung kepariwisataan harus bersinergi berhubngan satu sama lain
(Interrelated) baik aksessibilats dan
Guide yang disediakan. Dengan demikian pengaruh berkembangnya wisata di
Kabuaten Wajo khususnya objek wisata alam Danau Tempe dan kawasan AtakkaE akan
mempengaruhi kehidupan social ekonomi masyarakat di sekitarnya dapat di
istilahkan dengan item External
Environment/ pengaruh lingkungan luar. Maka dari itu pariwisata adalah
suatu sistem yang dangat penting untuk di kaji untuk mempertahankan dan
mengembangkan suatu objek wisata. Selain itu Pariwisata memiliki item Dinamics atau mudah menyesuaikan. Suatu
objek wisata seharusnya dapat menjadi tempat yang mudah dikenali, mudah untuk
diterima oleh wisatawan seingga merasa knyaman dana aman. Danau Tempe dan
Attakae bisa dikatakan sangat dinamis, keseimbangan kehidupan yang berlangsung
dengan masih terciptanya kehidupan social yang memadai tidak seperti di
kota-kota besar yang cenderung Heterogen, dengan demikian objek wisata ini
sangat berpeluang untuk menjadi destinasi baru di Indonesia.
Objek Wisata Kabupaten Wajo dapat dikatakan Kaya, namun hal
ini perlu adanya perhatian khusus oleh bidang kepariwisataan di Kabupaten Wajo.
Untuk memajukan wisata Wajo unggul di wilayahnya sendiri dan di luar wilayahnya ada beberapa hal yang perlu
dilakukan. Pertama adanya kerjasama permerrintah den masyarakat untuk
bersama-sama membangun dan mengembangkan Kepariwisataan Danau Tempe dengan
melindungi lingkungan/mencegah pendangkalan di sekitar tepian. Kedua adanya
publikasi wisata yang maksimal oleh
stekholder. Ketiga adanya studi yang ditujukan kepada masyarakat yang bertempat
di kawasan wisata untuk menyambut pengunjung lokal dan mancanegara, baik itu
masyarakat yang berwawasan kultur Wajo yang kental dan dapat berkomunikasi
kepada pengunjung. Keempat adanya pengembangan ekonomi kreatif di sekitar
kawasan wisata misalnya kain sutera sebagai objek kekhasan Kota Sutera Sengkang, dengan
demikian dapat mempromosikan kepada dunia bahwa Kabupaten Wajo memiliki Hasanah
tersendiri. Kelima pembuatan/perencanaan zona wisata yang terintegrasi dari
berbagai objek wisata yang berdekatan secara berurut Danau Tempe-Wisata Budaya
AttakaE-Wisata Agro Penenung Sutera-Wisata Sejarah Situs TosoraMesjid Tua dan
Situs Goa Nippon. Terakhir memperhatikan item-item pariwisata sebagai hal yang
sangat dipertimbangkan karena pariwisata adalah suatu sistem yang dapat menjadi
parameter kelayakan dan keberhasilan Pariwisata di Kabupaten Wajo khususnya di
Danau Tempe dan AttakaE.
Komentar
For New 삼척 출장샵 Jersey 청주 출장샵 visitors, COVID-19 is now considered a non-starter. We 서귀포 출장샵 are now looking at casino operators that 경기도 출장마사지 are going to take a look 화성 출장샵 at COVID-19